1.
Konsep
Berfikir dan Berbahasa
Pikiran
adalah gagasan dan proses mental. Berpikir memungkinkan seseorang untuk
merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya
secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan. Kata yang merujuk
pada konsep dan proses yang sama diantaranya kognisi, pemahaman, kesadaran,
gagasan, dan imajinasi.
Berpikir melibatkan
manipulasi otak terhadap informasi, seperti saat kita membentuk konsep,
terlibat dalam pemecahan masalah, melakukan penalaran, dan membuat keputusan.
Berpikir adalah fungsi
kognitif tingkat tinggi dan analisis proses berpikir menjadi bagian dari
psikologi kognitif.
Bahasa
mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan dalam bentuk lisan.
Sebagai suatu sistem bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah, atau pola-pola
tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata kalimat.
Bahasa terbagi atas dua, yaitu bahasa lisan dan tulisan. ahasa lisan disebut
pula bahasa primer dan bahasa tulisan disebut juga bahasa skunder. Bahasa lisan
dan tulisan dapat digunakan sebagai sarana berfikir atau mengungkapkan pikiran
dari pembicara atau penulis. Bahasa menjadi dasar pembentuk pola pikir seorang
anak.
2.
Proses
Berpikir dan Berbahasa
a. Pembentukan
pengertian
Pada
langkah ini anak dapat menganalisis ciri-ciri dari sejumalah obyek yang
sejenis. Obyek tersebut kita perhatikan unsur - unsurnya satu demi satu. Kita
ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisa ciri-ciri misalnya: orang
Negro, memiliki ciri - ciri: Berkulit hitam, berambut hitam keriting.
b. Pembentukan
pendapat
Pembentukan
pendapat adalah meletakkan hubungan dua pengertian atau lebih. Pendapat di bagi
memjadi tiga jenis yaitu:
·
Pendapat afirmatif, yaitu pendapat yang
menyatakan keadaan sesuatu,
·
Pendapat negatif, yaitu pendapat yang
menindakkan, yang secara tegas menjelaskan tidak adanya sifat tertentu,
·
Pendapat modalitas atau kebarangkalian,
yaitu kemungkinan-kemungkinan suatu sifat pada suatu hal.
c. Penarikan
kesimpulan
Tujuan
berpikir adalah pemecahan masalah yang dilakukan dengan menarik
kesimpulan berdasarkan data yang ada atau pendapat akhir atas data atau
pendapat-pendapat yang mendahului. Cara yang dpat ditempuh untuk menarik
kesimpulan:
§ Kesimpulan
ditarik atas dasar analogi, yaitu adanya kesamaan antara peristiwa yang satu
dengan peristiwa yang lain.
§ Kesimpulan
ditarik atas dasar cara induktif, yaitu dari peristiwa-peristiwa individual
menuju dalil umum atau hal yang bersifat umum.
§ Kesimpulan
ditarik atas dasar cara deduktif, yaitu dari hal yang umum/dalil yang bersifat
umum ke hal-hal atau dalil yang bersifat khusus.
Proses
berbahasa
Saat
masih kecil anak masih menunjukkan sifat egosentris dengan berbicara kepada
diri sendiri dan tidak mau bicara dengan orang lain. Tetapi ketika menginjak
usia 6 atau 7 tahun, anak mulai beralih ke intekomusikasi social dan lebih
komunikatif terhadap teman-temannya. Pada umumnya, pada usia 4 tahun anak sudah
menguasai bahasa ibunya. Namun menurut Piaget, proses ini tidak berjalan begitu
saja secara otomatis. Bahasa ucapan itu harus dipelajari. Anak termotivasi
untuk mempelajari bahasa karena keinginannya untuk beradaptasi.dengan
mengucapkan kata anak bisa berkomunikasi lebih efektif.
3.
Keterkaitan
Antara Berpikir Dengan Berbahasa
Sebagai media dalam
berpikir, bahasa sangat berkaitan erat dengan pikiran. Keterkaitan antara
berpikir dan berbahasa dapat dipetakan dalam tiga pendapat, hanya menyangkut
variable mana yang menjadi penyebab.
a.
Bahasa mempengaruhi pikiran
Bahasa menjadi dasar
pembentuk pola pikir seorang anak. Melalui bahasa seorang anak belajar tentang
atribut-atribut tertentu baik mengenai dirinya sendiri, diri orang lain dan
situasi yang dialaminya.
b.
Pikiran mempengaruhi bahasa
Tanpa pikiran bahasa
tidak akan ada. Menurut teori pertumbuhan kognitif, seorang anak mempelajari
segala sesuatu mengenai dunia melalui tindakan-tindakan dari perilakunya dan
kemudian baru bahasa.
c.
Bahasa dan pikiran saling mempengaruhi
Hubungan antara pikiran
dan bahasa bukanlah merupakan suatu benda, melainkan merupakan suatu proses,
satu gerak yang terus-menerus. Pikiran berbahasa berkembang melalui beberapa
tahap. Mulai anak-anak harus mengucapkan kata-kata, kemudian bergerak ke arah
mengerti atau berpikir.
Contoh kasus pada proses berpikir dan berbahasa
Speech
Delay (Keterlambatan Kemampuan Bicara). Speech
Delay adalah kegagalan mengembangkan kemampuan berbicara pada anak, yang
diharapkan bisa dicapai pada usianya. Dengan kata lain, perkembangan anak
(dalam hal bicara) tertinggal beberapa bulan dari teman-teman seusianya.
Penyebab:
1. Anak-anak yang dicurigai mengalami
speech delay seringkali juga mengalami masalah pendengaran.
2. Adanya keterlambatan perkembangan
yang terjadi karena belum dicapainya tingkat kematangan seperti kematangan
organ-organ bicara.
3. Kurang stimulasi atau kurang
terpapar dalam lingkungan sosial.
Cara
Mengatasi :
1. Bacakan buku atau cerita bergambar
sehingga anak dapat menunjuk atau memberi nama benda-benda yang ia kenal.
2. Gunakan bahasa yang sederhana
ketika berbicara pada anak.
3. Jangan abaikan anak dan selalu
berikan respon terhadap apa yang dikatakan anak.
4. Jangan memaksa anak untuk berbicara
karena hal ini hanya akan membuat anak menjadi semakin tertekan.
5. Berkonsultasi kepada tenaga ahli
seperti dokter anak atau ahli tumbuh kembang anak.
Sumber:
http://silvrz.blogspot.com/2011/11/berfikir-dan-berbahasa.html
http://riksabahasa.blogspot.com/2012/02/hubungan-antara-kemampuan-berpikir_6109.html
http://kesehatanmuslim.com/gangguan-tumbuh-kembang-pada-anak/
http://silvrz.blogspot.com/2011/11/berfikir-dan-berbahasa.html
http://riksabahasa.blogspot.com/2012/02/hubungan-antara-kemampuan-berpikir_6109.html
http://kesehatanmuslim.com/gangguan-tumbuh-kembang-pada-anak/