Kamis, 19 Maret 2015

Psikologi Umum 2 - Proses sensasi-persepsi pada manusia


1.       Proses sensasi-persepsi pada manusia
Sensasi adalah tahap pertama stimuli mengenai indra kita. Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”
Definisi sensasi, fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera. Informasi dari dalam diindera oleh ineroseptor (misalnya, system peredaran darah). Gerakan tubuh kita sendiri diindera oleh propriseptor (misalnya, organ vestibular). Informasi yang kita terima akan dikirim dalam bentuk mentah ke dalam otak dan akan diolah menjadi persepsi.
Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi, atau dalam bahasa inggrisnya sensation, berasal dari kaca latin, sensatus, yang artinya dianugerahi dengan indra, atau intelek. Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspek kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra kita, seperti temperatur tinggi, warna hijau, rasa nikmatnya sebatang coklat.sebuah sensasi dipandang sebagai kandungan atau objek kesadaran puncak yang privat dan spontan.

Ø Proses sensasi
Sistem saraf mengubah pesan pesan menjadi kode salah satu kode yaitu kode anatomis. Pertama kali diperkenalkan pada 1826 oleh seorang ahli fisiologi Johannes muller sebagai doktrin energy syaraf spesifik. Menurut doktrin,berbagai modalitas sensorik yang berbeda muncul karena sinyal yang diterima oleh organ indera merangsang beragam jalan syaraf yang menuju area otak yang beragam pula. Sinyal dari mata menyebabkan impils berjalan sepanjang saraf optik,menuju ke korteks visual.sinyal dari telinga. Sinyal dari telinga menyebabkan impuls berjalan dari saraf auditoris menuju ke korteks auditoris. Gelombang cahaya dan suara menghasilkan sensasi berbeda karena adanya perbedaan anatomi ini.

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Persepsi, seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. Faktor lainnya yang memengaruhi persepsi, yakni perhatian.
Persepsi merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi. Melalui persepsilah manusia memandang dunianya. Apakah dunia terlihat berwarna,cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah persepsi manusia yang bersangkutan.Persepsi merupakan proses menerjemahkan sensasi dan membuat suatu informasi menjadi lebih bermakna. Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya (Wolberg, 1967). Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci obyek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh persepsinya.
Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang. Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponan utama berikut:
1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2.  Interprestasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interprestasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interprestasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkatagoriaan informasi yang kompleks menjadi sarjana.
3. Interprestasi dan persepsi kemudian ditrjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai rekasi (Depdikbud, 1985), dalam Soelaeman, 1987). Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interprestasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.

2.       Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal.
1. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :
Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.
Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana      seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

2. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya.
a.   Primary Effect : Pentingnya Kesan Pertama
Kesan pertama merupakan faktor penting dalam proses persepsi manusia. Setiap orang dari kita pasti memiliki hari yang baik dan hari yang buruk dalam kehidupan kita, bahkan faktor baik dan buruk tersebut dapat mempengaruhi persepsi oranglain terhadap kita. Apakah ketika kita membuat kesan pertama kita pada hari yang baik atau yang buruk.
b.    Proximity (kedekatan geografis)
Ini merupakan sebuah hal penting, namun tidak romantis yang menyebabkan ketertarikan. Sangatlah susah untuk jatuh cinta dengan seseroang yang jarang kita temui. Kedekatan fisik dan interpersonal yang dihasilkan sangat penting untuk perkembangan ketertarikan. Sebagai contoh : kamu akan lebih ramah dengan tetangga yang tinggal dekatmu daripada oranglain yang tinggal ditempat yang jauh darimu. Hal ini dikarenakan Proximity meningkatkan ketertarikan, dan pertemuan yang berulang-ulang terhadap seseorang akan meningkatkan rasa suka kita (Zajonc,1968).
c.   Mutual liking                      
Manusia akan lebih tertarik pada orang yang menyukainya daripada orang yang tidak. Menyukai seseorang biasanya akan mengarah pada balasan perasaan yang sama. Mengapa demikian? Alasan pertamanya adalah ketika kita menyukai seseorang, kita akan terlihat lebih menarik secara fisik, khususnya apabila ada sedikit nafsu di dalamnya. Banyak orang yang berkata bahwa jatuh cinta membuat kamu terlihat lebih cantik dan itu benar. Matamu akan lebih menarik, pupil mata akan lebih terbuka ketika kamu melihat seseorang yang kamu anggap menarik secara seksual, dan orang lain akan melihat bahwa pupil yang terbuka sangat menarik secara seksual. Selain itu postur dan gerakan tubuh akan lebih menarik juga. Dengan kata lain, kamu akan lebih memikat secara fisik ketika kamu tertarik
3.       Proses Sensasi Menjadi Persepsi (Plotnik,2005)
1) Stimulus yang berupa cahaya, suara,suhu
2) Transductive -> sinyal listrik -> implus syaraf. alah proses dimana panca indera merubah energy fisik ke sinyal-sinyal listrik yang kemudian menjadi implus syaraf dan diteruskan ke otak untuk diproses.
3) Brain : Primary Areas -> ialah implus syaraf yang menjadi sensasi
4) Brain : Association Areas -> ialah sensasi yang diubah menjadi image yang bermakna (persepsi)
5) Personalized perception ialah pengalaman, lingkungan, emosi, ingatan-ingatan personal akan menambah persepsi kita.
Oleh karena itu persepsi bisa tidak mencerminkan stimulus aslinya. Persepsi dapat bias, berubah, atau terdistorsi.




Daftar pustaka: http://ocw.upj.ac.id/files/Slide-PSI-103-Psikologi-Umum-II-Sensasi-dan-Persepsi.pdf

Selasa, 17 Maret 2015

Kondisi Pendidian di Indonesia Dari Tinjauan Psikologis

Kondisi Pendidian di Indonesia Dari Tinjauan Psikologis
Pendidikan adalah tonggak kemajuan bangsa yang paling penting dan utama. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin di capai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas. Indonesia adalah salah satu Negara berkembang di dunia yang masih mempunyai masalah besar dalam dunia pendidikan. Kita mempunyai tujuan bernegara ”mencerdaskan kehidupan bangsa” yang seharusnya jadi sumbu perkembangan pembangunan kesejahteraan dan kebudayaan bangsa. Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Banyak faktor dan masalah yang menyebabkan pendidikan di Indonesia tidak bisa berkembang, diantaranya:
(1). Mahalnya biaya pendidikan.
Pendidikan di Indonesia menjadi sulit bagi mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mayoritas penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan mengakibatkan terbengkalai nya mereka dalam hal pendidikan. Selain kemauan mereka yang tidak pernah tumbuh dan sadar akan pendidikan, faktor ekonomi menjadi alasan utama  mereka untuk tidak menyentuh dunia pendidikan.
(2). Fasilitas pendidikan yang kurang memadai
Yang menjadi permasalahan pendidikan di Indonesia adalah fasilitas pendidikan yang masih kurang memadai. Banyak sekolah-sekolah yang bangunannya sudah hampir rubuh, tidak memiliki fasilitas penunjang seperti meja belajar, buku, perlengkapan teknogologi, dan alat-alat penunjang lainnya yang menyebabkan pendidikan tidak dapat berkembang secara optimal
(3). Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan
Perhatian yang diberikan pemerintah dalam hal pendidikan di kota dan di desa sangatlah berbeda. Pemerintah yang lebih menaruh perhatian pada pendidikan di perkotaan membuat kualitas pendidikan di perkotaan dan di pedesaan menjadi timpang. Salah satu contohnya ialah dalam masalah kesejahteraan guru. Gaji guru di desa jauh lebih rendah dibading gaji guru di kota. Hal ini menyebabkan banyak guru yang lebih memilih bekerja di kota daripada di desa. Alhasil kualitas guru di kota lebih baik dibanding guru di desa. Selain masalah kesejahteraan guru, juga terdapat ketimpangan dalam hal bantuan untuk fasilatas pendidikan, dan banyak hal lainnya. Maka tidak heran apabila kualitas pendidikan di Indonesia masih belum merata dimana kualitas pendidikan di kota lebih baik daripada di desa.


            Selain persoalan-persoalan umum di atas faktor pendukung maju tidaknya pendidikan di indonesia antara lain :
1.      Peran Orang tua dalam Pendidikan
Orang tua atau keluarga adalah lembaga sosial resmi yang terbentuk setelah adanya suatu perkawinan. Pendidikan dalam keluarga di dasarkan atas prinsip cinta dan kasih sayang. Karena dengan inilah yang akan menjadi kekuatan untuk mendorong orang tua agar tidak bosan membimbing dan memberikan pertolongan yang di butuhkan anaknya. Oleh karenanya keluarga disebut sebagai primary community  yaitu sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. (Alisuf Sabri, 1999:14-15).
Orang tua atau keluarga adalah institusi yang sangat berperan dalam rangka melakukan sosialisasi, bahkan internalisasi, nilai-nilai pendidikan. keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama. Keluarga mempunyai peranan besar dalam pembangunan masyarakat. Karena keluarga merupakan batu pondasi bangunan masyarakat dan tempat pembinaan pertama untuk mencetak dan mempersiapkan personil-personilnya.
Karena itulah, peran keluarga dalam hal ini begitu berarti. Bahkan bisa dikatakan bahwa tanpa keluarga, nilai-nilai pengetahuan yang didapatkan di pendidikan formal tidak akan ada artinya sama sekali. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama, karena dalam keluarga inilah anak memperoleh pendidikan dan bimbingan. Oleh karena itu lingkungan keluarga bertanggung jawab terhadap pembentukan waktu dan pertumbuhan jasmani anak.

2.      Peran Masyarakat dalam Pendidikan
Saat ini masyarakat berperan sebagai fasilitator dalam menunjang pelaksanaan pendidikan nasional, ikut serta dalam menyelenggarakan pendidikan swasta, membantu pengadaan tenaga, saran dan prasarana serta membantu mengembangkan profesi baik secara  langsung  maupun tidak langsung.
Secara psikologis masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan, hal ini dapat diketahui dari masyarakat itu sendiri yang merupakan makhluk sosial yang tidak mungkin dapat hidup tanpa orang lain.
Secara konseptual tanggung jawab masyarakat, antara lain: mengawasi jalannya nilai sosio budaya, menyalurkan aspirasi masyarakat, membina dan meningkatkan kualitas keluarga. Hak dan kewajiban masyarakat juga sudah diatur dalam Undang-undang Nomor 20  tahun 2003, pasal 8 dan 9 tentang sistem pendidikan Nasional.


Rabu, 11 Maret 2015

Pentingnya dan Manfaat Pengenalan Bakat



Pengenalan dan pengukuran potensi diri sangat diperlukan bagi seorang . Pengertian diri adalah keseluruhan dari self maupun ego yang ada pada diri dan kepribadian. Sedangkan potensi adalah kemampuan-kemampuan dan kualitas-kualitas yang dimiliki oleh seseorang namun belum dipergunakan secara maksimal.
Jadi Pengenalan dan pengukuran potensi diri adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan, kekuatan dan daya yang ada pada diri dengan menggunakan cara, metode, dan alat ukur atau instrument tertentu dengan aturan/tolok ukur atau karakteristik tertentu. Adapun tujuan dari pengenalan dan pengukuran potensi diri ini adalah untuk memberikan gambaran kepribadian seseorang, gambaran kecenderungan seseorang dalam berperilaku, sementara manfaatnya adalah untuk mengembangkan nature (kepribadian manusia yang terbentuk dari bawaan/lahir/bakat) dan nurture (kepribadian manusia yang terbentuk karena pengaruh lingkungan). Sementara metode pengukuran potensi diri dapat dilakukan melalui diri sendiri (self assessment), melalui feedback dari orang lain dan tes-tes psikologis seperti tes kecerdasan, tes kepribadian, tes kepemimpinan, tes kreativitas dll.
Pengembangan potensi diri tidak semudah dibayangkan. Ada banyak hambatan, baik dari diri sendiri maupun lingkungan, dan yang paling menghambat biasanya ada dalam diri seperti ketidakmampuan mengatur diri, nilai pribadi yang tidak jelas, tujuan pribadi yang tidak jelas, pribadi yang kerdil, kemampuan yang tidak memadai untuk memecahkan masalah, kreativitas rendah, wibawa rendah, kemampuan pemahaman manajerial rendah, kemampuan menyelia rendah, kemampuan latih rendah, kemampuan membina tim rendah.

Oleh krena itu, yang pertama harus disingkirkan adalah hambatan-hambatan yang ada dalam diri sendiri. Kemudian untuk dapat mengembangkan potensi diri, perlu diperjelas dalam pikiran seperti apa yang kita ingin menjadi di masa yang akan datang, misalnya dengan: menentukan sasaran yang jelas, menentukan cara menilai keberhasilan, mensyukuri kemajuan waluapun hanya sedikit, berani mengambil resiko, perkembangan diatur oleh diri sendiri, memanfaatkan setiap kesempatan yang ada, terbuka untuk belajar dari siapa saja, belajar dari kesalahan dan selalu bersikap realistis, jangan hanya berbicara, tetapi kerjakan yang kita ucapkan. Sedangkan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk rancangan pengembangan haruslah tertulis, karena kalau tidak tertulis sama saja dengan angan-angan bukan tujuan.